Rabu, 31 Juli 2019

Instalasi listrik adalah jaringan perlengkapan rangkaian listrik yang dirangkai sedemikian rupa yang menghubungkan komponen satu dengan lainnya dalam ruangan tertentu untuk  membangkitkan, memakai, mengubah, mengalihkan, mengumpulkan atau membagikan tenaga listrik. Berdasarkan pemakaian tenaga listrik dan tegangannya, instalasi listrik dibedakan menjadi beberapa yaitu sebagai berikut :

A.   MENURUT  ARUS LISTRIK YANG DISALURKAN.
Menurut arus listriknya, instalasi listrik dibedakan menjadi 2 yaitu instalasi arus searah dan instalasi arus bolak-balik.

1. Instalasi Arus Searah.
Instalasi arus searah pada umumnya bekerja pada tegangan 110 V, 220 V dan 440 V, di Indonesia penggunaannya adalah industri yang berdasarkan elektronika seperti PT KAI { Kereta Api Indonesia } pada pelayanan KRL { Kereta Api Listrik }. Instalasi ini sudah jarang digunakan karena hanya digunakan pada pabrik (industri), rumah tangga tertentu, kapal laut, dan lain-lain. Alat pembangkit arus searah ialah generator arus searah dan listrik tenaga matahari (Solar Cell).

2. Instalasi Arus Bolak-Balik.
Instalasi arus bolak-balik pada umunya bekerja pada tegangan 110 V, 220 V, 380 V, 500 V, 1000 V, 3000 V, 5000 V, 6000 V, 10.000 V dan 15.000 V. Di Indonesia jaringan dari PT. PLN tegangan yang digunakan adalah 220 V dan 380 V dan penggunaannya banyak dipakai untuk rumah tangga, industri, komersial dan penerangan jalan umum. Alat untuk membangkitkan arus bolak-balik digunakan alternator dan inverter.

B.    MENURUT BESAR TEGANGAN YANG DIGUNAKAN.
Menurut besar tegangannya, instalasi listrik dibedakan menjadi 4 yaitu instalasi tegangan rendah, menengah, tinggi dan ekstra tinggi.

1. Tegangan Rendah { 110 V, 220 V, 380 V }.
Dipergunakan pada saluran distribusi, instalasi penerangan rumah tangga, komersial, industri dan PJU { Penerangan Jalan Umum }.

2. Tegangan Menengah { 20 KV }.
Dipergunakan pada pusat pembangkit listrik arus bolak-balik pada saluran distribusi dan instalasi tenaga pada gardu induk.

3. Tegangan Tinggi { 30 KV, 70 KV, 150 KV, 250 KV }.
Dipergunakan pada jaringan transmisi jarak jauh seperti jaringan antara pusat pembangkit listrik misalnya PLTA Bakaru ke Gardu Induk di PLTU Tello. Tegangan tinggi diperlukan karena dengan jarak yang jauh, tentu sebagian tegangan akan hilang (losses) dan berubah menjadi panas, maka tegangannya perlu dinaikkan dulu baru dikirimkan ke beban.

4. Tegangan Ekstra Tinggi { 500 KV, 750KV, 100KV }.
Dipergunakan pada saluran transmisi, karena mengalirkan daya yang besar pada tegangan tinggi selama arus baliknya kecil, sebagai muatan transmisinya tenaganya kecil.

C.    MENURUT PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK.
Menurut pemakaiannya, instalasi listrik dibedakan menjadi 4 yaitu instalasi listrik penerangan, tenaga, khusus dan telekomunikasi.

1. Instalasi Penerangan { Cahaya }.
Instalasi ini digunakan untuk menghasilkan cahaya atau penerangan untuk keperluan rumah tangga.

2. Instalasi Tenaga.
Biasanya digunakan untuk memutar kipas angin, pompa air, mixer, blender dan motor-motor listrik yang lain.

3. Instalasi Listrik Khusus.
Merupakan instalasi listrik yang terdapat pada kapal laut, pesawat udara, mobil, pertambangan dan lain sebagainya.

4. Instalasi Listrik Untuk Telekomunikasi.
Merupakan instalasi untuk jaringan telepon, telegraf dan sebagainya

D.   MENURUT JUMLAH FASA.
Menurut jumlah fasanya, instalasi listrik dibedakan menjadi 2 yaitu instalasi listrik 1 fasa dan 3 fasa.

1. Instalasi Listrik 1 Fasa.
Pada umumnya digunakan untuk instalasi penerangan rumah tinggal sederhana dan semacamnya.

2. Instalasi Listrik 3 Fasa.
Pada umumnya digunakan untuk instalasi listrik penerangan dan tenaga pada rumah tinggal, bengkel, pabrik dan lain-lain yang memerlukan listrik dengan jumlah daya yang besar.


Vamos Aprender! . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates